Annisa Fathonah Bagikan Strategi Bisnis Percetakan Dapat Bertahan dikala Pandemi
Pandemi membuat bermacam zona wajib bekerja lebih keras supaya dapat bertahan serta tidak gulung tikar. Salah satunya zona bisnis percetakan. Semacam yang dirasakan Annisa Fathonah, pengusaha muda asal Magetan owner Ridho OffsetN Digital Printing.
Ia mengaku hadapi penyusutan omzet. Walaupun demikian, ia senantiasa bertahan serta tidak merumahkan 12 karyawannya. Hingga, merubah strategi bisnis wajib ia jalani.
Ia mengganti syarat minimun pemesanan supaya senantiasa menemukan pendapatan." Aku ganti yang tadinya menerima pesanan itu minimun order 1000 pcs saat ini jadi 300 pcs serta saat ini banyak orderan dari UMKM," bebernya Panduan Buka Bisnis Percetakan .
" Tujuan kita menolong mereka bersama buat bangkit di tengah pandemi semacam saat ini. Tidak permasalahan kalaupun oplahnya turun tetapi pendapatan terus terdapat," imbuhnya.
Tidak hanya memberikan strateginya, Annisa pula memberikan panduan bisnis, ialah wajib mempunyai tekad, mental yang kokoh, bergabung dengan komunitas, serta dapat menerima masukan, kritik, maupun anjuran." Bisnis itu wajib memiliki mental kokoh," ucapnya.
Butuh dikenal, Annisa mengawali melaksanakan bisnisnya semenjak tahun 2007. Ia melanjutkan usaha yang sudah dirintis Si Bapak semenjak tahun 2001 usaha digital sablon .
" Ini emang usaha kepunyaan orang tua. Tadinya join setelah itu terdapat permasalahan kesimpulannya mendirikan sendiri. Pada tahun 2004 mulai melegalkan serta dijadikan CV," kenangnya.
Ia menarangkan, Ridho OffsetN Digital Printing melayani sablon, cetak logo, pembuatan map, stempel, kwitansi, pesan keluar masuk, paper bowl, invoice, serta desain pada kemasan santapan.
" Biayanya macem- macem buat cup jasuke itu satu pcs Rp 250 hingga harga Rp 10 ribu," contohnya.
Dari tahun 2007, buat menjajaki pertumbuhan dunia digital serta percetakan, Annisa kerap menjajaki pameranyang diadakan di sebagian kota.
Tidak hanya itu, ia mulai aktif menjajaki komunitas percetakan. Ia pula bergabung selaku member dalam komunitas Tangan Di Atas( TDA) daerah Magetan semenjak tahun 2017. Darisana, ia mengaku banyak menemukan pengalaman tentang dunia bisnis.
" Jadi memiliki mentor dalam meningkatkan bisnis. Terdapat tempat buat menuntaskan kasus di bisnis, walaupun bisnis kita beda. Tidak hanya itu, TDA bukan cuma di dunia bisnis tetapi pula aktif di aktivitas sosial," jelasnya.
Komentar
Posting Komentar